Ramadhan Kaya Rahmat
Bulan ramadhan adalah bulan teristimewa di antara
sederet bulain lainnya, karena Allah menabur dan menebar rahmat-Nya buat mereka
yang berpuasa wajib di bulan ramadhan. Allah menitipkan pesan cinta-Nya untuk segenap
manusia yang senantiasa memperhambakan diri pada-Nya. Sebagaimana sabda Nabi,
"Ramadhan adalan bulan yang pada awalnya Allah cucurkan rahmat, pada
pertengahannya Allah limpahkan ampunan dan pada penghujungnya Allah berikan jaminan
terbebas dari api neraka”,(HR. Ibnu Hibban).
Manusia sebagai makhluk yang lemah sangat membutuhkan
curahan rahmat Allah, kerena memang kehidupan ini berjalan dengan alur
rahmat-Nya, dalam setiap sendi kehidupan kita butuh rahmat Allah berupa beragam
ni'mat yang terhampar di alam dunia ini, manusia butuh udara, manusia berharap
selalu sehat badan, manusia berhajat pada rizki yang berlimpah. Kita ingin
semua kebutuhan dapat terpenuhi, itu semua akan terwujud hanya dengan
rahmat-Nya semata.
Sebagai bagian
dari keluarga, kita ingin rumah tangga yang sakinah, kita sangat berharap
mendapatkan pendamping hidup yang shaleh/shalehah, kita berharap punya
keturunan yang qurrata a'yun (sejuk mata memandang), semua itu tidak
akan terwujud tanpa ada gerak kita untuk berusaha. Istilah "mawaddah
warrahmah" sudah tidak asing lagi di telinga kita, manusia butuh
rahmat Allah untuk mewujudkan semua harapan itu.
Sebagai
anggota masyarakat dan warga negara kita butuh rahmat Allah untuk mendapatkan kesejahteraan
kita sebagai anak bangsa, masyarakat butuh stabiltas ekonomi, unsur-unsur yang
menunjangnya seperti pertanian, petani butuh lahan yang subur, kehidupan petani
akan sulit jika hujan tidak kunjung membasahi bumi, keberhasilan dalam sektor
pertanian menjadi harapan petani dan pemerintah.
Stabilitas
keamanan negara adalah kebutuhan masyarakat, masyarakat akan kacau jika minim
ketersediaan lapangan pekerjaan, masyarakat mendambakan keadilan dari punguasa
negeri ini, suasana tenang dan damai adalah tuntutan masyarakat dan aneka bentuk
yang membawa pada kesejahteraan masyarakat.
Aneka
kebutuhan tersebut tidak akan terwujud jika Allah tidak mencurahkan rahmat dan
kasih sayang-Nya pada manusia. Bahkan di akhirat kelak untuk bisa masuk ke
dalam syurga Allah diperlukan tiket utama, yakni rahmat Allah. Nabi memberikan
gamabaran kepada para sahabatnya, "kalian tidak akan masuk surga dengan
banyaknya amal kalian" sahabat bertanya, "engkau juga ya Rasul?
", Nabi menjawab," ya, aku juga demikian. (kita semua tidak akan
masuk surga) kecuali hanya dengan rahmat Allah SWT."
Bulan Ramadhan inilah momentum yang sangat tepat untuk meraih percikan rahmat yang Allah turunkan berlimpah ruah ini. Lalu bagaimana jalan yang harus kita tempuh untuk meraih rahmat Allah itu?, Allah dan Rasul-Nya memberikan tuntunan tentang kiat mencapai dan menggapai rahmat Allah itu, diantaranya.
Bulan Ramadhan inilah momentum yang sangat tepat untuk meraih percikan rahmat yang Allah turunkan berlimpah ruah ini. Lalu bagaimana jalan yang harus kita tempuh untuk meraih rahmat Allah itu?, Allah dan Rasul-Nya memberikan tuntunan tentang kiat mencapai dan menggapai rahmat Allah itu, diantaranya.
Pertama, jika
ingin meraih cinta (rahmat Allah) maka terlebih dahulu cintailah sesama. Nabi
bersabda, "Allah yang Maha penabur rahmat (Pengasih) itu akan mengasihi
hamba hamba-Nya yang pengasih, maka sayangilah makhluk yang ada di bumi agar
yang di langit sayang pula kepadamu”. Kedua, kalau ingin mendapat rahmat
maka sambunglah tali rahmat-Nya, yakni Shilaturrahim. Sabda Nabi, " kasih
(rahim) sayang itu tergantung di 'arsy, (seolah-olah ia berkata) barang siapa
yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskanku
maka Allah akan memutuskannya "
(HR. Bukhari dan Muslim).
(HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, sikap derrmawan. sikap kedermawanan merupakan
langkah yang paling kongkrit untuk meraih cinta Allah, terlebih lagi dibulan
Ramadhan ini. Allah sangat sangat dekat kepada mereka yang memiliki sifat
pemurah, Rasulullah bersabda " Orang dermawan itu dekat dengan Allah,
dekat dengan manusia, dekat dengan syurga dan jauh dari neraka", (HR.
At-Tirmidzi).
Keempat, seringnya
membaca surat cinta-Nya. Apakah surat cinta yang Allah kirimkan untuk segenap manusia?,
yaitu Al-Qur’anul Karim. Merupakan mu'jizat terbesar, panduan keselamatan
manusia, sistem nilai dan undang-undang dalam kehidupan. Bulan Ramadhan juga
disebut sebagai "syahrul qur’an" bulan yang di dalamnya Allah
turunkan Al-Qur’an. Oleh karena itu tidak berlebihan jika ramadhan kita jadikan
sebagai peluang untuk mendekatkan dan terus berikhtiar agar lebih akrab diri
dengan petunjuk hidup (Al-Qur’an).
Banyak
penawaran untuk mendekatkan diri dengan Al-Qur’an, yaitu meluangkan waktu untuk
membacanya, namun bagi yang belum bisa membaca mari tumbuhkan kesadaran untuk
mau belajar mengenal Al-Qur’an, lalu mencoba memahami kandungannya, lantas
menghayatinya dan untuk kemudian mengamalkannya.
Warisan
Rasulullah tersebut banyak terkoleksi di rumah kita masing-masing, alternatif
ada pada pribadi masing-masing, apakah Al-Qur’an hanya penghias ruangan atau
memanfaatkan mushaf tersebut sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah dan
para shalafus shaleh. Terasa sangat merugi jika di bulan yang penuh rahmat ini
kita tidak pernah mengulang kembali dan membacanya sampai terget mengkhatamnya,
maka kecil sekali kemungkinan untuk kita membaca di bulan lian, apalagi
berambisi mengkhatam sebulan sekali.
Kelima,
terus berdo’a agar kita selalu dalam limpahan rahmat sebagai mana yang
terkandung di bulan yang suci. Do’a adalah senjata bagi kaum muslim disaat
senjata lainnya mulai kehilangan manfaatnya. Do’a merupakan aktifitas ibadah
yang paling agung, karenanya setiap ibadah mengandung do’a kepada Allah dan
do’a tanpa ibadah belumlah sempurna. Begitu pentingnya do’a dalam keseharin
manusia, bahkan dalam segala aktifitas sosial Rasulullah telah mengajarkan
beragam do’a kepada umatnya. Karena itu jangan ada dalam benak kita untuk
meremehkan do’a walau secuil apapun. Rasulullah bersabda, mintalah kepada Allah
akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang apabila dimintai sesuatu
(do’a), (HR. At-Tarmidzi).
Semoga
dengan tulisan kecil ini mengingatkan kembali kepada kita, agar tidak
berhenti-hentinya mencari rahmat Allah di bulan Ramadhan, sehingga kita dapat
memaksimalkan pengabdian kepada Allah dan tentunya tidak merugi atas kepergian
Ramadhan kerena telah mendapatkan ampunan Allah dengan rahmat-Nya
Amiruddin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar