Jumat, 10 Juli 2015

 Ramadhan Kaya Rahmat
Bulan ramadhan adalah bulan teristimewa di antara sederet bulain lainnya, karena Allah menabur dan menebar rahmat-Nya buat mereka yang berpuasa wajib di bulan ramadhan.  Allah menitipkan pesan cinta-Nya untuk segenap manusia yang senantiasa memperhambakan diri pada-Nya. Sebagaimana sabda Nabi, "Ramadhan adalan bulan yang pada awalnya Allah cucurkan rahmat, pada pertengahannya Allah limpahkan ampunan dan pada penghujungnya Allah berikan jaminan terbebas dari api neraka”,(HR. Ibnu Hibban).
Manusia sebagai makhluk yang lemah sangat membutuhkan curahan rahmat Allah, kerena memang kehidupan ini berjalan dengan alur rahmat-Nya, dalam setiap sendi kehidupan kita butuh rahmat Allah berupa beragam ni'mat yang terhampar di alam dunia ini, manusia butuh udara, manusia berharap selalu sehat badan, manusia berhajat pada rizki yang berlimpah. Kita ingin semua kebutuhan dapat terpenuhi, itu semua akan terwujud hanya dengan rahmat-Nya semata.
Sebagai bagian dari keluarga, kita ingin rumah tangga yang sakinah, kita sangat berharap mendapatkan pendamping hidup yang shaleh/shalehah, kita berharap punya keturunan yang qurrata a'yun (sejuk mata memandang), semua itu tidak akan terwujud tanpa ada gerak kita untuk berusaha. Istilah "mawaddah warrahmah" sudah tidak asing lagi di telinga kita, manusia butuh rahmat Allah untuk mewujudkan semua harapan itu.

Sebagai anggota masyarakat dan warga negara kita butuh rahmat Allah untuk mendapatkan kesejahteraan kita sebagai anak bangsa, masyarakat butuh stabiltas ekonomi, unsur-unsur yang menunjangnya seperti pertanian, petani butuh lahan yang subur, kehidupan petani akan sulit jika hujan tidak kunjung membasahi bumi, keberhasilan dalam sektor pertanian menjadi harapan petani dan pemerintah.

Stabilitas keamanan negara adalah kebutuhan masyarakat, masyarakat akan kacau jika minim ketersediaan lapangan pekerjaan, masyarakat mendambakan keadilan dari punguasa negeri ini, suasana tenang dan damai adalah tuntutan masyarakat dan aneka bentuk yang membawa pada kesejahteraan masyarakat.

Aneka kebutuhan tersebut tidak akan terwujud jika Allah tidak mencurahkan rahmat dan kasih sayang-Nya pada manusia. Bahkan di akhirat kelak untuk bisa masuk ke dalam syurga Allah diperlukan tiket utama, yakni rahmat Allah. Nabi memberikan gamabaran kepada para sahabatnya, "kalian tidak akan masuk surga dengan banyaknya amal kalian" sahabat bertanya, "engkau juga ya Rasul? ", Nabi menjawab," ya, aku juga demikian. (kita semua tidak akan masuk surga) kecuali hanya dengan rahmat Allah SWT."

Bulan Ramadhan inilah momentum yang sangat tepat untuk meraih percikan rahmat yang Allah turunkan berlimpah ruah ini. Lalu bagaimana jalan yang harus kita tempuh untuk meraih rahmat Allah itu?, Allah dan Rasul-Nya memberikan tuntunan tentang kiat mencapai dan menggapai rahmat Allah itu, diantaranya.
Pertama, jika ingin meraih cinta (rahmat Allah) maka terlebih dahulu cintailah sesama. Nabi bersabda, "Allah yang Maha penabur rahmat (Pengasih) itu akan mengasihi hamba hamba-Nya yang pengasih, maka sayangilah makhluk yang ada di bumi agar yang di langit sayang pula kepadamu”. Kedua, kalau ingin mendapat rahmat maka sambunglah tali rahmat-Nya, yakni Shilaturrahim. Sabda Nabi, " kasih (rahim) sayang itu tergantung di 'arsy, (seolah-olah ia berkata) barang siapa yang menyambungku maka Allah akan menyambungnya dan barangsiapa memutuskanku maka Allah akan memutuskannya "
(HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga,  sikap derrmawan. sikap kedermawanan merupakan langkah yang paling kongkrit untuk meraih cinta Allah, terlebih lagi dibulan Ramadhan ini. Allah sangat sangat dekat kepada mereka yang memiliki sifat pemurah, Rasulullah bersabda " Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan syurga dan jauh dari neraka", (HR. At-Tirmidzi).

Keempat, seringnya membaca surat cinta-Nya. Apakah surat cinta yang Allah kirimkan untuk segenap manusia?, yaitu Al-Qur’anul Karim. Merupakan mu'jizat terbesar, panduan keselamatan manusia, sistem nilai dan undang-undang dalam kehidupan. Bulan Ramadhan juga disebut sebagai "syahrul qur’an" bulan yang di dalamnya Allah turunkan Al-Qur’an. Oleh karena itu tidak berlebihan jika ramadhan kita jadikan sebagai peluang untuk mendekatkan dan terus berikhtiar agar lebih akrab diri dengan petunjuk hidup (Al-Qur’an).

Banyak penawaran untuk mendekatkan diri dengan Al-Qur’an, yaitu meluangkan waktu untuk membacanya, namun bagi yang belum bisa membaca mari tumbuhkan kesadaran untuk mau belajar mengenal Al-Qur’an, lalu mencoba memahami kandungannya, lantas menghayatinya dan untuk kemudian mengamalkannya.

Warisan Rasulullah tersebut banyak terkoleksi di rumah kita masing-masing, alternatif ada pada pribadi masing-masing, apakah Al-Qur’an hanya penghias ruangan atau memanfaatkan mushaf tersebut sebagaimana yang diamalkan oleh Rasulullah dan para shalafus shaleh. Terasa sangat merugi jika di bulan yang penuh rahmat ini kita tidak pernah mengulang kembali dan membacanya sampai terget mengkhatamnya, maka kecil sekali kemungkinan untuk kita membaca di bulan lian, apalagi berambisi mengkhatam sebulan sekali.

Kelima, terus berdo’a agar kita selalu dalam limpahan rahmat sebagai mana yang terkandung di bulan yang suci. Do’a adalah senjata bagi kaum muslim disaat senjata lainnya mulai kehilangan manfaatnya. Do’a merupakan aktifitas ibadah yang paling agung, karenanya setiap ibadah mengandung do’a kepada Allah dan do’a tanpa ibadah belumlah sempurna. Begitu pentingnya do’a dalam keseharin manusia, bahkan dalam segala aktifitas sosial Rasulullah telah mengajarkan beragam do’a kepada umatnya. Karena itu jangan ada dalam benak kita untuk meremehkan do’a walau secuil apapun. Rasulullah bersabda, mintalah kepada Allah akan kemurahan-Nya, karena sesungguhnya Allah senang apabila dimintai sesuatu (do’a), (HR. At-Tarmidzi).

Semoga dengan tulisan kecil ini mengingatkan kembali kepada kita, agar tidak berhenti-hentinya mencari rahmat Allah di bulan Ramadhan, sehingga kita dapat memaksimalkan pengabdian kepada Allah dan tentunya tidak merugi atas kepergian Ramadhan kerena telah mendapatkan ampunan Allah dengan rahmat-Nya

Amiruddin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar